Kamis, 26 Desember 2013

Cara Mengendalikan Emosi


Pernahkah Anda marah ketika kendaraan lain memotong laju kendaraan Anda di jalan? Apakah tekanan darah Anda langsung membumbung ke atap ketika anak Anda sulit diatur? Sebetulnya, kemarahan adalah hal yang normal dan sehat, tapi harus dilakukan dengan cara yang positif. Kemarahan yang tidak terkendali hanya akan memperburuk kesehatan dan hubungan Anda dengan orang lain. Simak tips di bawah ini agar kemarahan Anda lebih tertata.

1.   Hitung sampai 10
Cara ini bukan hanya milik anak-anak, lho. Sebelum bereaksi atas situasi yang emosional, ambil napas dalam-dalam sambil berhitung sampai 10. Bersikap tenang bisa menurunkan emosi Anda. Bila perlu, menjauhlah dari situasi atau orang yang bersangkutan sampai kemarahan Anda hilang atau berkurang.

2.   Ekspresikan
Setelah bisa berpikir jernih, ekspresikan frustrasi Anda dalam bentuk yang tegas tapi tidak frontal. Kemukakan apa yang menjadi ganjalan dan kebutuhan Anda, tanpa menyakiti hati orang lain atau berusaha mengaturnya.

3.   Olahraga
Aktivitas yang menguras tenaga bisa jadi pelampiasan emosi, terutama bila Anda sudah nyaris “meledak”. Bila merasa kemarahan Anda makin meningkat, berolahragalah, misalnya dengan berjalan kaki, lari, atau kegiatan favorit Anda yang menguras fisik. Aktivitas fisik bisa menstimulasi zat-zat kimia dalam otak yang membuat Anda lebih bahagia dan rileks dibanding sebelum melakukan kegiatan tersebut.

4.   Pikir dahulu
Dalam situasi panas, mudah sekali mengucapkan kata-kata yang kelak akan Anda sesali. Sebaiknya, ambil waktu sejenak untuk mengumpulkan semua pikiran Anda sebelum mengatakan sesuatu. Biarkan orang lain juga melakukan hal yang sama saat itu.

5.   Cari solusi
Daripada memfokuskan pikiran pada hal-hal yang membuat Anda marah, lebih baik cari solusinya. Bila kamar anak yang berantakan membuat Anda pusing, tutup pintunya sejenak. Jika pasangan selalu terlambat pulang saat jam makan malam, undurkan jam makan Anda berdua, atau Anda bisa santap malam sendirian beberapa kali seminggu. Selalu ingatkan diri Anda, bahwa marah tidak bisa memperbaiki masalah. Sebaliknya, justru memperburuk.

6.   Gunakan pernyataan “Saya”
Untuk menghindari mengkritik atau menyalahkan orang lain, yang justru meningkatkan emosi, gunakan kata “Saya” untuk menentukan masalah. Berusahalah untuk tetap menghargai lawan Anda dan katakan secara detil. Misalnya, daripada mengatakan pasangan tidak pernah membantu mencuci piring, katakan padanya, “Saya kecewa kamu selalu meninggalkan meja tanpa menawarkan bantuan untuk membantu mencuci piring.”

7.   Jangan menyimpan dendam
Memaafkan adalah cara yang efektif. Bila Anda membiarkan kemarahan dan perasaan negatif lainnya menggerogoti hal positif dari diri Anda, bukan tak mungkin hal itu akan menenggelamkan Anda dalam pikiran buruk Anda sendiri. Namun, bila Anda bisa memaafkan orang yang membuat Anda marah, ini bisa jadi pelajaran bagi Anda berdua. Ingat, tidak mungkin mengharapkan orang lain akan selalu bersikap seperti kemauan Anda setiap saat.

8.   Gunakan humor
Berusaha membuat suasana kembali segar dengan humor bisa mengurangi ketegangan. Jangan gunakan kata-kata sarkasm, karena ini justru akan memperburuk masalah.

9.   Tenangkan diri
Saat emosi muncul, cobalah untuk melakukan gerakan relaksasi. Ambil napas dalam, bayangkan pemandangan yang indah, atau ulangi terus kalimat yang menenangkan diri. Bisa juga dengan mendengarkan musik, menulis, atau melakukan yoga. Apa pun bisa Anda lakukan asal membuat Anda tenang.

10.   Cari bantuan
Belajar mengendalikan emosi adalah tantangan tersendiri bagi setiap orang. Bila emosi Anda tampaknya sudah di luar kendali, membuat Anda menyakiti orang lain atau membuat Anda menyesal, carilah bantuan. Bila perlu, datanglah pada konselor atau tenaga profesional, yang bisa membantu Anda mencari pokok permasalahan sekaligus solusinya. Bisa juga, Anda meminta bantuan pada teman atau keluarga.

0 komentar:

Posting Komentar